Kesadaran
Diri
Kesadaran diri
adalah bentuk kesadaran seseorang dalam mengenali diri dan apa yang dirasakannya.
Dengan mengenali diri sendiri, seorang guru diharapkan dapat mengatasi segala
situasi yang tidak sesuai dengan harapan. Ketika berhadapan dengan sebuah
masalah yang memancing emosi, seorang guru harus dapat segera mengatasinya
dengan cara yang baik.
Di kala bertemu
situasi yang tidak menyenangkan, merasa lelah jiwa dan raga, seorang guru dapat
menerapkan latihan kesadaran penuh (mindfulness). Teknik latihan kesadaran
penuh ini dikenal dengan singkatan STOP. Langkah-langkah menerapkan STOP sebagai
berikut:
1. Stop/Berhenti.
Hentikan apapun yang sedang Anda
lakukan.
2. Take a deep breath/Tarik nafas dalam
Sadari napas masuk, sadari napas keluar.
Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar
dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.
3. Observe/Amati
Amati apa yang Anda rasakan pada
tubuh Anda. Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang
mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda
lakukan.
4. Proceed/Lanjutkan
Latihan selesai. Silahkan lanjutkan
aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih,
dan sikap yang lebih positif.
Pengelolaan
Diri
Pengelolaan diri
merupakan kemampuan manajemen seorang guru di dalam mengelola segala aktivitas
sehari-hari sehingga segala sesuatunya berjalan dengan baik. Seorang guru harus
memiliki kemampuan mengatur waktu, mengelola kegiatan, dan dapat berkolaborasi
dengan rekan guru yang lain. Guru yang memiliki kemampuan manajerial yang baik
akan dapat menjalankan tugas secara profesional.
Kesadaran
Sosial – Keterampilan Berempati
Kompetensi
berikutnya yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kesadaran sosial. Kesadaran
sosial merupakan keterampilan guru dalam berempati terhadap orang lain,
terutama terhadap murid. Dengan sikap empati yang tinggi, seorang guru akan
dapat mengatasi permasalahan murid dengan cara bijaksana. Guru dapat
memosisikan diri sebagai murid sehingga ia dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh murid tersebut sehingga tidak cepat menghakimi atau bersikap emosional
jika murid melakukan kesalahan.
Empati merupakan
keterampilan yang dapat dilatih. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh
guru untuk melatih empati dalam diri, yang antara lain dengan cara menaruh
perasaan pada orang lain, berpikir sebelum berbicara atau bertindak, meyakini
bahwa setiap orang berbeda, dan mendukung orang lain meskipun berbeda
pandangan.
Keterampilan
Berhubungan Sosial – Daya Lenting (resiliensi)
Keterampilan
berhubungan sosial sangat penting bagi seorang guru. Keterampilan berhubungan
sosial terkait dengan daya lenting (resiliensi). Tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam menjalankan perannya, seorang guru seringkali harus berhadapan dengan
berbagai tantangan. Tantangan itu tidak hanya ketika berhadapan dengan murid,
tapi juga ketika berinteraksi dengan sesama rekan sejawat. Dengan daya lenting
yang tinggi, seorang guru tidak akan mudah menyerah dengan keadaan. Apapun kesulitan
yang dihadapi, ia akan tetap semangat. Ia tidak mudah patah meskipun harus
menghadapi berbagai masalah.
Pengambilan
Keputusan Yang Bertanggung Jawab
Kompetensi kelima
yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab. Ini penting bagi seorang guru agar ia dapat menimbang secara matang
segala keputusan yang akan diambil. Guru harus mampu mengambil keputusan secara
tepat. Dengan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, seorang
guru akan dapat menyikapi konsekuensi dari keputusan yang telah diambil dengan
baik termasuk ketika konsekuensi yang diterima tidak sesuai dengan harapan.
Salah satu strategi
sederhana yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan
yang bertanggung jawab adalah dengan menggunakan kerangka yang disebut POOCH - Problem
(Masalah), Options (Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil atau
konsekuensi), Choices (Keputusan yang diambil), dan How
(Bagaimana hasilnya). Kerangka sederhana ini akan membantu seseorang memikirkan
dengan baik berbagai aspek sebelum memutuskan sesuatu.
Problem berkaitan dengan pertanyaan “Apa
masalahnya? Siapa yang memiliki masalah?”. Options tentang “Apa saja
yang dapat dilakukan?” Outcomes menjawab pertanyaan “Apa saja
kemungkinan yang dapat terjadi? (positif maupun negatif). Choices tentang
“Apa keputusan yang dapat diambil?”. Sedangkan how menjawab pertanyaan “Bagaimana
hasilnya?”. Kerangka POOCH ini akan efektif jika dipraktekkan dengan tenang.
Sumber: Modul 2.2. Pembelajaran Sosial dan Emosional Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar