PGP-Angk2-Kota Bandar Lampung-Suesi Erfina, S.Pd., M.Pd.-1.4-Aksi Nyata
Membangun Budaya Positif dengan Kesepakatan Kelas
Latar belakang
Budaya positif merupakan kebiasaan baik yang harus tercipta di sekolah. Menumbuh kembangkan budaya positif tentu membutuhkan strategi yang
tepat sehingga budaya positif yang diharapkan dapat benar-benar terwujud. Ada
banyak cara yang dapat dilakukan dalam membentuk budaya positif di sekolah,
salah satunya adalah dengan membuat kesepakatan kelas di semua mata pelajaran.
Di sekolah saya, budaya positif masih harus terus ditumbuh kembangkan. Dalam proses pembelajaran daring, masih ada beberapa murid yang terlambat mengisi daftar hadir dan terlambat mengumpulkan tugas. Selain itu, beberapa murid ada yang kurang semangat dalam belajar. Karena itu, saya menjadikan kesepakatan kelas sebagai cara membangun budaya positif di sekolah saya.
Deskripsi Aksi Nyata
Pada awal tahun pelajaran 2021/2022, dalam proses kegiatan belajar
mengajar (KBM) di kelas maya, saya menggunakan kombinasi tiga platform belajar
daring, antara lain: google classroom, konferensi video melalui google
meet, dan group whatsapp. Saya membuat 8 grup whatsapp pembelajaran dan
saya menyimpan semua nomor whatsapp murid agar saya dapat mengenal murid-murid
saya secara lebih dekat. Pada kesempatan berikutnya, saya juga akan mencoba
mengajar daring melalui zoom meeting, podcast di radio G5 SMA
Negeri 5 Bandar Lampung, dan live streaming melalui kanal youtube.
Dalam hal membuat kesepakatan kelas, saya menggunakan langkah-langkah
berikut ini: 1) saya memberi informasi tentang pembuatan kesepakatan kelas di google
classroom dan grup whatsapp kelas; 2) saya menjelaskan pentingnya
kesepakatan kelas di grup whatsapp; 3) saya meminta murid untuk
memberikan usulan terkait dengan hal apa saja yang akan dimasukkan dalam
kesepakatan kelas; 4) pada pertemuan melalui google meet, saya mengajak
murid mendiskusikan usulan kesepakatan kelas yang telah mereka usulkan dengan
menggunakan google jamboard; dan 5) setelah kesepakatan kelas disetujui
oleh semua warga kelas, saya meminta murid untuk membuat kesepakatan kelas
dalam bentuk yang menarik seperti dalam bentuk poster atau infografis.
Di dalam poster atau infografis yang memuat poin-poin kesepakatan, saya
memandu murid agar memuat informasi tentang identitas kelas mereka, seperti
kelas, nama sekolah, tahun pelajaran, nama guru, nama pelajaran, juga tempat
dan tanggal pembuatan kesepakatan kelas. Selain itu saya meminta murid yang
membuat poster atau infografis untuk menuliskan nama semua warga kelas, yaitu
nama saya dan nama murid di kelas tersebut. Sebenarnya dibutuhkan tanda tangan
dalam kesepakatan kelas, namun mengingat KBM saat ini berlangsung secara
daring, maka cukup nama saja yang ditulis, walaupun sebenarnya tanda tangan dapat
dimasukkan dalam bentuk pindaian (scan).
Dalam proses pembuatan poster atau infografis, pembuat infografis tetap
saya berikan arahan. Murid bebas berkreasi namun saya tetap memberikan masukan
manakala ada teknik penulisan yang belum tepat. Setelah melalui proses edit, poster
atau infografis kesepakatan kelas dibagikan ke grup whatsapp kelas
sehingga semua warga kelas memiliki infografis kesepakatan kelas tersebut dan
menjadi pengingat sewaktu-waktu.
Hasil dari Aksi Nyata
Pembuatan kesepakatan kelas telah dibuat. Kini saatnya melihat komitmen
dari semua warga kelas untuk melaksanakan kesepakatan tersebut dengan penuh
tanggung jawab dan tidak menjadikannya sebagai beban. Selama dua minggu proses
KBM, murid mengikuti proses KBM di kelas saya dengan semangat.
Pembelajaran yang didapat
Dari proses pembuatan kesepakatan kelas, saya dapat mendapat banyak
pelajaran. Pertama, murid antusias dengan kesepakatan kelas yang akan dibuat.
Kedua, murid berani berpendapat dan berdiskusi dengan sesama teman di dalam
kelas. Ketiga, ada keinginan dari semua warga kelas untuk menjadikan suasana
kelas menjadi lebih tertib.
Rencana perbaikan
Setelah kesepakatan kelas dibuat dan dilaksanakan, langkah berikutnya
adalah melakukan proses evaluasi. Saya akan mengajak murid untuk melakukan
evaluasi terhadap kesepakatan kelas yang sudah dilakukan. Dalam perjalanannya, kesepakatan kelas dapat direvisi kembali apabila ada poin-poin yang akan
ditambah atau diperbaiki.
Perasaan setelah membuat kesepakatan kelas
Saya sangat gembira pada akhirnya semua kelas yang saya ajar telah memiliki kesepakatan kelas masing-masing. Dengan adanya kesepakatan kelas, saya berharap agar pembelajaran di kelas saya dapat berjalan dengan lebih efektif dan menyenangkan bagi semua warga kelas.
Penutup
Demikian proses pembuatan kesepakatan di kelas-kelas saya. Saya berharap kelas saya menjadi lebih tertib, murid semakin rajin belajar dan semua warga kelas semakin nyaman dalam berinteraksi dengan satu sama lain. Saya sengaja meminta murid mencantumkan nama saya di daftar nama warga kelas, supaya murid mengetahui bahwa guru juga merupakan warga kelas yang ikut berkomitmen dalam mewujudkan budaya positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar