Setiap murid memiliki keunikan masing-masing. Seorang guru harus memahami semua muridnya dengan baik. Meskipun demikian, ketika guru mengajar 36 murid, bukan berarti bahwa guru tersebut harus menggunakan 36 metode atau 36 teknik yang berbeda.
Dalam memenuhi
kebutuhan murid yang berbeda-beda, guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran
berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Menentukan Tujuan Pembelajaran
Dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi,
guru harus menentukan tujuan pembelajaran yang jelas. Tujuan pembelajaran itu
tidak hanya harus jelas bagi guru, namun juga jelas bagi murid. Penentuan
tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh murid.
Pemetaan Kebutuhan Belajar
Murid
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kebutuhan belajar murid paling tidak didasarkan pada 3 aspek, yaitu kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid, dan profil belajar murid.
Pertama, kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Terdapat 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum dengan mengadaptasi alat yang disebut equalizer: 1) mendasar - transformatif; 2) konkret - abstrak; 3) sederhana - kompleks; 4) terstruktur - open ended; 5) tergantung - mandiri; dan 6) lambat – cepat. Tujuan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013: 29).
Selanjutnya, Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat
murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan membantu murid menyadari
bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar, menunjukkan
keterhubungan antara semua pembelajaran, menggunakan keterampilan atau ide yang
familiar bagi murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau
keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan meningkatkan motivasi murid untuk
belajar. Beberapa
hal dapat dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan minat, seperti meminta murid untuk memilih apakah mereka ingin
mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan pertunjukan atau
menari, menggunakan teknik jigsaw dan pembelajaran kooperatif, menggunakan
strategi investigasi kelompok berdasarkan minat, membuat kegiatan “sehari di
tempat kerja”, dan membuat model.
Ketiga, profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti:
bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu
juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Menurut Tomlinson (dalam
Hockett, 2018), profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai
murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya,
latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain. Tujuan dari
pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien.
Strategi
Pembelajaran Berdiferensiasi
Selain membuat pemetaan kebutuhan murid berdasarkan kesiapan, minat dan
profil belajar murid, dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus menerapkan
paling tidak satu dari tiga strategi pembelajaran. Ada 3 strategi pembelajaran
berdiferensiasi, yaitu strategi konten, proses, dan prduk.
Strategi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan
format penyampaian konten yang terdiri dari materi pengetahuan, konsep, dan
keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum. Sedangkan strategi
proses adalah proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan
mereka untuk berlatih dan memahami isi materi. Lalu strategi produk mengacu
pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan,
penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Instrumen Penilaian
Bagian yang tidak kalah penting dalam pembelajaran berdiferensiasi
adalah pembuatan instrumen penilaian. Penilaian harus mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar