• Refleksi Perjalanan Meraih Mimpi


    Ketika saya kecil saya punya impian yang biasa disebut dengan cita-cita. Tapi cita-cita saya selalu berubah seiring dengan pengetahuan yang saya dapatkan. Ketika saya SD saya kagum dengan dunia militer yang sering saya lihat di televisi. Lalu saya pun bermimpi untuk menjadi seorang tentara. Dari film-film aksi saya juga terinspirasi serunya menjadi seorang polisi intelijen. Kemudian saya pun ingin menjadi seorang polisi intelijen.

    Sejak SD saya hobi membaca. Dalam satu hari saya bisa membaca tiga buku yang saya pinjam dari perpustakaan. Buku yang saya pinjam bermacam-macam baik fiksi maupun non fiksi. Hobi membaca terus berlanjut hingga saya SMP. Saya selalu pergi ke perpustakaan walaupun perpustakaan sering tutup karena belum ada pustakawan secara khusus. Karena seringnya saya ke perpustakaan, sampai-sampai koleksi referensi seperti kamus besar Bahasa Indonesia dan ensiklopedia pun dipinjamkan oleh guru Bahasa Indonesia ke saya. Karena hobi membaca, saya menjadi suka menulis. Ketika SMP saya mulai sering menulis puisi dan dipublikasikan di majalah dinding sekolah.

    Saat SMA, kesukaan saya pada dunia bacaan semakin meningkat. Setiap jam istirahat saya pergi ke perpustakaan. Bahan bacaan yang paling sering saya pinjam adalah buku-buku sastra, buku tentang taman atau tanaman hias, dan buku pelajaran. Kala itu perpustakaan di SMA saya berlangganan majalah sastra Horison. Dengan seringnya saya meminjam majalah Horison, setiap kali majalah Horison baru datang, pustakawan di perpustakaan SMA saya selalu menyembunyikan majalah tersebut terlebih dahulu sebelum akhirnya saya datang ke perpustakaan. Jadi, seolah-olah majalah itu harus saya dahulu yang membaca. Begitu pula saat libur sekolah tiba. Murid yang lain hanya boleh meminjam dua buku selama libur. Tapi tidak dengan saya. Pustakawan memberikan saya kebebasan. Berapapun buku yang akan saya pinjam mereka memberikannya dengan senang hati. Betapa kenangan itu terasa begitu manis.

    Kesukaan saya pada dunia sastra membuat saya ingin menjadi seorang sastrawan. Saya sering menulis puisi dan artikel-artikel di buku catatan tapi saya tidak pernah mengirimkan karya saya ke media massa. Kecintaan saya kepada perpustakaan juga membuat saya ingin menjadi seorang pustakawan. Pada saat saya kelas 3, saya membuat makalah sebagai syarat kelulusan. Tentu saja makalah saya tentang perpustakaan.

    Dunia membaca dan menulis sudah pasti tidak hanya berkaitan dengan sastra dan perpustakaan, tapi juga dunia kewartawanan. Di saat SMA itulah selain ingin menjadi sastrawan dan pustakawan, saya juga ingin menjadi seorang wartawan. Saya terinspirasi oleh pengalaman wartawan kala bertugas. Seorang wartawan bisa melanglang buana dan bertemu dengan banyak orang hebat di penjuru dunia. Bagi saya, hal itu sesuatu yang luar biasa. Karena itulah saat SMA saya berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan jurnalistik atau ilmu komunikasi.

    Tapi ternyata, cita-cita saya tidak sejalan dengan harapan keluarga. Keluarga menaruh harapan sederhana. Mereka mengharapkan saya menjadi seorang guru. Alasannya sederhana, guru banyak dibutuhkan sehingga ketika tamat kuliah pasti tidak akan mengganggur. Begitu pula dengan guru-guru saya. Mereka menyarankan saya untuk menjadi seorang guru dengan alasan untuk seorang perempuan menjadi guru sangat cocok karena kerjanya tidak seharian penuh. Pada saat itu guru memang mengajar hingga pukul 14.00 WIB. Guru Bahasa Indonesia saya pun menilai saya cocok sebagai seorang guru gara-gara di sebuah tugas drama saya berperan sebagai seorang guru.

    Karena saya suka bahasa, akhirnya saya mengambil program studi Pendidikan Bahasa Inggris walaupun saya penyuka mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut saya belajar Bahasa Inggris lebih menantang dibandingkan Bahasa Indonesia. Saat mendaftar melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB) saya hanya memilih 1 program studi di 1 perguruan tinggi yaitu program studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung. Saya sangat percaya diri akan diterima karena nilai rapor yang harus saya sertakan terkait program studi yang saya ambil banyak nilai 9. Alhamdulillah saya diterima di Universitas Lampung melalui jalur PKAB.

    Akhirnya setelah tamat SMA saya melanjutkan kuliah strata 1 di program studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Lampung. Selain kuliah saya juga aktif di organisasi kemahasiswaan. Kesukaan saya berorganisasi tentunya sudah dimulai dari saya SD. Ketika saya SD, saya menjadi ketua umum Pramuka (Pratama Putri). Saat SMP saya juga menjadi ketua umum OSIS dan ketua umum Pramuka (Pratama Putri). Hingga saya SMA, saya tetap aktif di kegiatan Pramuka dan terpilih sebagai ketua umum juga (Pradana Putri). Tetapi ketika saya kuliah, saya meninggalkan dunia Pramuka dan bergelut di organisasi yang lain.

    Pengalaman saya berorganisasi merubah cara pandang saya. Pemikiran saya menjadi lebih luas bahwa kuliah di FKIP bukan berarti hanya bisa menjadi seorang guru. Lalu cita-cita saya kembali berubah. Saya ingin menjadi dosen, politikus atau pengusaha. Sebelum saya lulus S-1 (2003), saya sudah mengajar di STBA Teknokrat yang saat ini sudah menjadi Universitas Teknokrat Indonesia. Selain itu saya juga mengajar Bahasa Inggris di berbagai lembaga kursus dan privat. Selain itu saya juga pernah diminta untuk menjadi juri lomba membaca puisi dan juri pemilihan pelajar muslim berprestasi tingkat provinsi Lampung.

    Ketika saya lulus S-1 dunia saya juga mulai berubah karena saya menempuh hidup baru yaitu menikah. Pekerjaan yang saya geluti pun saya pertimbangkan tingkat gengsinya. Saya mencoba mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Saya ingin mengikuti seleksi CPNS dosen tapi sayangnya setelah saya lulus S-1, syarat untuk mengikuti seleksi CPNS dosen sudah berubah yaitu pendidikan minimal harus sudah S-2. Akhirnya saya mencari kesempatan yang lain yang masih sesuai dengan passion saya.

    Saya lulus pendidikan S-1 tahun 2006. Pada tahun 2007, saya ikut seleksi CPNS di Sekretariat Negara Republik Indonesia dengan formasi penerjemah. Saat itu formasinya hanya untuk 1 orang. Tapi ternyata saya tidak lulus seleksi. Di tahun yang sama, saya mengikuti seleksi tes CPNS di Perpustakaan Nasional dengan formasi sebagai seorang pustakawan dan hanya untuk 1 orang juga. Lagi-lagi saya tidak lulus seleksi. Di Bandar Lampung, saya mengikuti seleksi CPNS dengan formasi guru Bahasa Inggris SMA. Formasinya juga hanya untuk 1 orang dan pada kesempatan itu teman saya yang lulus tes.

    Selain ikut seleksi CPNS, saya juga pernah mengikuti fit and proper test Direktur BUMD Way Kanan Makmur. BUMD Way Kanan Makmur adalah BUMD yang baru akan dibentuk serta mencari 1 direktur utama dan 3 direktur. Saat itu salah satu anggota tim fit and proper test bertanya kepada saya mengenahi latar belakang pendidikan saya di dunia pendidikan tapi berani melamar menjadi direktur. Dengan ringan saya menjawab bahwa saya adalah pembelajar cepat dan memiliki banyak pengalaman organisasi yang akan memudahkan saya untuk beradaptasi terhadap dunia bisnis. Selain itu saya adalah putra daerah Way Kanan yang sudah pasti punya keinginan kuat untuk membangun daerah kelahiran saya. Pada saat itu fit and proper test hanya diikuti oleh empat orang termasuk saya dan tidak ada kabar selanjutnya.

    Di tahun 2007 tersebut saya masih melanjutkan pekerjaan saya sebagai dosen di STBA Teknokrat dan mengajar privat. Saya juga beberapa kali menjadi juri lomba-lomba di bidang Bahasa Inggris seperti speech dan newscasting tingkat Provinsi Lampung. Di tahun ini pula saya menjadi tutor Bahasa Inggris Universitas Terbuka dimana pada saat itu saya ditugaskan di Purbolinggo, Lampung Timur.

    Pada tahun 2008 saya kembali menjajaki pekerjaan-pekerjaan baru. Saya mengikuti seleksi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan saya lulus seleksi. Saat itu saya ingin mendaftar sebagai anggota KPU Kota Bandar Lampung tapi usia saya belum memenuhi syarat. Saya juga menuntaskan penasaran saya untuk menjadi seorang wartawan. Saya mengikuti serangkaian tes untuk menjadi wartawan di Tribun Lampung. Tapi menjadi PPK dan wartawan tidak dapat saya lanjutkan karena pada saat itu saya mulai mengandung putri pertama saya.

    Lalu seleksi CPNS 2008 tiba. Saya hanya mengikuti seleksi CPNS di Bandar Lampung dengan formasi guru Bahasa Inggris SMA dan formasinya hanya untuk 1 orang. Alhamdulillah di tahun 2008 ini saya yang dinyatakan lulus tes. Tes di bulan November 2008, lalu pengumuman di bulan Desember 2008.

    Tibalah tahun 2009. Selain mengikuti seleksi CPNS, saya juga menuntaskan rasa penasaran saya dengan mengikuti seleksi sebagai guru di sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris ternama, LBPP LIA Bandar Lampung. Dengan serangkaian tes yang panjang akhirnya saya juga lulus tes. Di bulan Februari 2009 saya mendapatkan SK pengangkatan sebagai CPNS di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Di bulan April 2009 saya langsung mendapatkan panggilan diklat prajabatan CPNS. Tetapi ternyata diklat prajabatan itu bersamaan dengan jadwal training di LBPP LIA Bandar Lampung. Dengan berat hati saya harus memilih salah satu. Akhirnya saya memilih diklat prajabatan.

    Di tahun 2010, saya kembali melanjutkan rasa penasaran saya untuk mengajar di LBPP LIA Bandar Lampung. Karena sudah berlalu 1 tahun lebih, akhirnya saya mengikuti serangkaian tes kembali dari awal. Alhamdulillah saya kembali dinyatakan lulus. Sebelum mengajar saya harus mengikuti Teaching English as a Foreign Language (TEFL) Training selama 2 bulan dan saya lulus training menjadi guru di lembaga kursus Bahasa Inggris tersebut. Di lembaga ini saya mengajar Bahasa Inggris selama 3 tahun. Saat menjadi guru di LBPP LIA Bandar lampung, saya juga pernah ditugaskan untuk menjadi juri lomba debat Bahasa Inggris tingkat provinsi Lampung yang diselengggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Lampung.

    Setelah mengundurkan diri dari LBPP LIA Bandar Lampung, saya fokus mengajar di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Di sekolah tercinta ini saya pernah mendapat tugas tambahan sebagai pembina ekskul jurnalistik Persisma. Kemudian saya mendapat tugas sebagai wali kelas, pembina Pramuka, pembina OSIS, dan juga sebagai anggota tim pengembang kurikulum hingga saat ini.

    Pada tahun 2016, saya ditugaskan oleh kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung untuk mengikuti Olimpiade Guru Bahasa Inggris SMA tingkat Kota Bandar Lampung. Saat itu saya hanya berhasil meraih medali perunggu (Juara 3). Meskipun demikian saya tetap bersyukur.

    Di tengah kesibukan kerja, saya tetap berusaha meningkatkan kompetensi diri saya. Saya telah menyelesaikan pendidikan S-2 di program studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Lampung. Beberapa tulisan saya berupa opini juga pernah dimuat di harian Lampung Post dan Radar Lampung. Selain itu saya pun mengikuti berbagai program pendidikan dan pelatihan yang menunjang profesi saya seperti Workshop Kehumasan, Pelatihan Kurikulum 2013, Kursus Mahir Dasar Pembina Pramuka, Diklat Penguatan Pendidikan Karakter, dan lain-lain. Saya juga beruntung mendapatkan kesempatan sebagai peserta Workshop Pengembangan Organisasi Siswa Intra Sekolah yang diselenggarakan oleh Direktorat SMA di Bogor (2-5 November 2020). Adapun saat ini saya sedang menjadi peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 2 Kota Bandar Lampung yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia selama 9 bulan (April-Desember 2021).

    Di sepanjang perjalanan saya dari saya SD hingga saat ini tentu saja tidak semuanya mudah. Tetapi dengan semangat juang yang tinggi saya berhasil menaklukkan setiap rintangan yang saya hadapi. Bagi saya, hanya pejuang sejati yang akan menjadi pemenang.

  • You might also like

    3 komentar:

    1. Keren bgt ih pengalaman hidup mba Esi. Sangat menginspirasi...

      BalasHapus
    2. MasyaAllah luar biasa perjalanan hidup Bu Esi, terimakasih sudah membaginya kepada kami..lanjutkan bu esi keren

      BalasHapus
    3. Waaaaaoo kerennn mba Esi....menjadi inspirasi dgn membaca tulisan-tulisan pengalaman mba Esi,,sukses terusss...

      BalasHapus

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
A highly motivated learner