Setelah
mendapatkan materi tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya langsung
menerapkan pengetahuan saya tentang pembelajaran berdiferensiasi tersebut di
semua kelas Bahasa Inggris yang saya ampu. Hal pertama yang saya lakukan
yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdiferensiasi.
Sebelum
membuat RPP, saya melakukan analisis kebutuhan murid terlebih dahulu. Saya
menyiapkan tautan menggunakan google form yang berisi berbagai pertanyaan untuk menggali informasi terkait kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar murid. Selain itu, saya memberikan tautan tes gaya belajar untuk membantu murid mengenali gaya belajar yang mereka miliki.
Dari
informasi yang saya himpun melalui google form, saya dapat mengetahui bahwa
murid yang ada di kelas saya memiliki kesiapan, minat, dan profil belajar yang beragam.
Dengan demikian saya merancang pembelajaran yang memungkinkan semua murid terakomodasi kebutuhannya.
Berbekal
RPP yang telah dirancang sedemikian rupa, saya melakukan proses pembelajaran
berdiferensiasi di semua kelas saya. Sebagai strategi proses, saya menyiapkan
sumber belajar yang bermacam-macam. Sumber belajar tidak hanya mereka dapatkan
dari buku teks yang mereka miliki, namun juga dari blog pribadi saya.
Di
dalam mendiferensiasi produk, saya memberikan kebebasan kepada murid untuk
memilih media maupun bentuk karya sesuai dengan minat masing-masing. Sebagai contoh,
dalam penilaian keterampilan menulis (writing) teks interaksi
transaksional, saya memberikan kebebasan kepada murid dalam menuangkan ide. Mereka boleh membuat percakapan tertulis dalam
berbagai bentuk media komunikasi visual. Demikian pula dengan penilaian
keterampilan berbicara (speaking). Murid bebas berkarya dengan tetap melihat
petunjuk dan rubrik penilaian.
Saya
melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang beraneka ragam juga. Saya menggunakan google
classroom untuk mengunggah tautan daftar hadir, materi, tugas, dan penilaian.
Dalam kegiatan belajar tatap maya, saya menggunakan google meet yang
pelaksanaannya disesuaikan dengan kesepakatan kelas.
Kesepakatan yang dibuat
tentu saja berbeda satu dengan yang lain. Ada kelas yang meminta google meet
dua kali dalam sebulan dengan durasi 60 menit, ada yang 45 menit, ada pula yang
30-60 menit di tiap pertemuan. Sebagai guru, tentu saja saya mengikuti apa yang
sudah menjadi kesepakatan kelas.
Selain
menggunakan google classroom dan google meet, saya juga membuat
grup whatsapp di semua kelas. Grup whatsapp ini digunakan untuk memperlancar komunikasi antara guru dan murid. Selain berkomunikasi
melalui grup, banyak juga murid yang bertanya atau berkonsultasi terkait
dengan mata pelajaran Bahasa Inggris melalui kontak whatsapp pribadi saya.
Ketika
melakukan pertemuan virtual melalui google meet, saya menyediakan google
jamboard sebagai sarana murid dalam berdiskusi dan menuangkan gagasan
secara tertulis. Saya juga menggunakan slide presentasi di saat menjelaskan
materi.
Di akhir kegiatan pembelajaran, saya mengajak
murid untuk melakukan refleksi. Saya membagikan tautan padlet
yang berisi pertanyaan reflektif mengenahi proses pembelajaran berdiferensiasi
yang telah dilalui bersama. Dari umpan balik yang diberikan oleh murid, dapat
disimpulkan bahwa mereka merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran berdiferensiasi. Menurut mereka, pembelajaran berdiferensiasi
membuat mereka menjadi lebih kreatif karena mereka diberikan banyak kebebasan
dalam berkarya dan berekspresi.
Luar biasa, semangat mbak Esi.... Lanjutkan.....👍👍👍
BalasHapusSiap. Harus selalu semangat♥️
Hapus